Minggu, 07 April 2013

person centered therapy

Sejarah
Tokoh yang terkenal dalam Person Centered Therapy adalah Carl Roger. Carl Roger merupakan tokoh Teori Kepribadian Humanistik, Ia Lahir di Illinois (1902 – 1988) Ia adalah salah seorang peletak dasar dari gerakan potensi manusia, yang menekankan perkembangan pribadi melalui latihan sensitivitas, kelompok pertemuan, dan latihan lainnya yang ditujukan untuk membantu orang agar memiliki pribadi yang sehat.
Bentuk-bentuk Person-Centered Therapy
  1. Menekankan pada dorongan dan kemampuan yang terdapat dalam diri individu yang berkembang, untuk hidup sehat dan menyesuaikan diri.
  2. Menekankan pada unsur atau aspek emosional dan tidak pada aspek intelektual.
  3. Menekankan pada situasi yang langsung dihadapi individu, dan tidak pada masa lampau.
  4. Menekankan pada hubungan terapeutik sebagai pengalaman dalam perkembangan individu yang bersangkutan.
  5. Konsep dasar pandangan tentang manusia: Pandangan person centered tentang sifat manusia konsep tentang kecenderungan-kecenderungan negatif dasar. Rogers menunjukkan kepercayaan yang mendalam pada manusia. Ia memandang manusia sebagai tersosialisasi dan bergerak ke muka, sebagai berjuang untuk berfungsi penuh, serta memiliki kebaikan yang positif pada intinya yang terdalam. Pendek kata, manusia dipercayai dan karena pada dasarnya kooperatif dan konstruktif, tidak perlu diadakan pengendalian. Maka dengan pandangan ini, person-centered therapy berakar pada kesanggupan seseorang (klien) untuk sadar dan membuat keputusan
Tujuan Person-Centered Therapy
Menyediakan iklim yang aman dan percaya dalam pengaturan terapi sedemikian sehingga terapist, dengan menggunakan hubungan terapi untuk person-centered, dapat menjadi sadar akan blok/hambatan ke pertumbuhan. Terapi cenderung untuk bergerak ke arah lebih terbuka, kepercayaan diri lebih besar, lebih sedia untuk meningkatkan diri sebagai lawan menjadi mandeg, dan lebih hidup dari standard internal sebagai lawan mengambil ukuran eksternal untuk apa ia perlu menjadi. Terapi ini diharapakan mampu meningkatan harga diri dan keterbukaan yang lebih besar untuk menangani masalah. Beberapa perubahan terkait bahwa bentuk terapi berusaha untuk mendorong pada klien termasuk kesepakatan yang lebih erat antara diri klien ideal dan aktual, lebih baik pemahaman diri; tingkat lebih rendah dari pembelaan diri, rasa bersalah, dan ketidakamanan; hubungan yang lebih positif dan nyaman dengan orang lain, dan peningkatan kapasitas untuk mengalami dan mengekspresikan perasaan pada saat itu terjadi.


Kelebihan Person-Centered Therapy:
  1. Pemusatan pada klien dan bukan pada terapis
  2. Identifikasi dan hubungan terapi sebagai wahana utama dalam mengubah kepribadian.
  3. Lebih menekankan pada sikap terapi daripada teknik.
  4. Memberikan kemungkinan untuk melakukan penelitian dan penemuan kuantitatif.
  5. Penekanan emosi, perasaan dan afektif dalam terapi
  6. Menawarkan perspektif yang lebih up-to-date dan optimis
  7. Klien memiliki pengalaman positif dalam terapi ketika mereka fokus dalam menyelesaikan masalahnya
  8. Klien merasa mereka dapat mengekpresikan dirinya secara penuh ketika mereka mendengarkan dan tidak dijustifikasi
Kekurangan Person-Centered Therapy:
  1. Terapi berpusat pada klien dan dianggap terlalu sederhana
  2. Terlalu menekankan aspek afektif, emosional, perasaan
  3. Tujuan untuk setiap klien yaitu memaksimalkan diri, dirasa terlalu luas dan umum sehingga sulit untuk menilai individu.
  4. Tidak cukup sistematik dan lengkap terutama yang berkaitan dengan klien yang kecil tanggung jawabnya.
  5. Sulit bagi therapist untuk bersifat netral dalam situasi hubungan interpersonal.
  6. Terapi  menjadi tidak efektif ketika konselor terlalu non-direktif dan pasif. Mendengarkan dan bercerita saja tidaklah cukup
  7. Tidak bisa digunakan pada penderita psikopatology yang parah
  8. Minim teknik untuk membantu klien memecahkan masalahnya



Daftar Pustaka

http://en.wikipedia.org/wiki/Person-centered_therapy
http://www.simplypsychology.org/client-centred-therapy.html#sthash.RuVNqqNC.dpbs
http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&src=k&id=136888
Alwilsol(2008). Psikologi Kepribadian. UMM Press. Malang
Suryabrata, Sumadi (2008). Psikologi Kepribadian. Rajawali Pers. Jakarta.